A.
Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi
Setiap
kegiatan transaksi akan mempengaruhi posisi keuangan yang terdiri atas harta,
kewajiban dan modal. Investasi awal pemilik perusahaan menjadi sumber awal
harta perusahaan yang digunakan untuk sumber pembelajaan. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa harta perusahaan sama dengan jumlah modal pemilik yang
diserahkan ke dalam perusahaan
Hubungan
antara harta dan modal di atas dapat dinyatakan ke dalam persamaan dasarakuntansi seabagai berikut:
Harta = Modal
Setelah
beroperasi, perusahaan akan menambah kekayaan yang dimilikinya, namun sumbernya
bukan lagi dari pemilik melainkan dari kreditur. Perusahaan akan berutang
kepada pihak kreditur untuk menambah kekayaan perusahaan sehingga menimbulkan
kewajiban (liabilities), kewajiban tersebut yaitu untuk melunasi hutang kepada
pihak kreditur saat jatuh tempo yang telah disepakati. Oleh karena hal itu,
harta perusahaan tidak hanya bersumber dari investasi saja tetapi juga
bersumber dari kewajiban yang harus dibayar kepada pihak kreditur. Berdasarkan
hal tersebut, maka harta perusahaan akan sama jumlahnya dengan jumlah investasi
(modal) ditambah dengan jumlah kewajiban. Dalam persamaan akuntansi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Harta = Modal +
Kewajiban
Persamaan diatas yang disebut sebagai persamaan
akuntansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan dasar akuntansi merupakan
hubungan yang menggambarkan keseimbangan harta yang dimiliki perusahaan dengan
sumber pembelanjaan atas harta perusahaan tersebut yaitu kewajiban dan modal.
Persamaan dasar akuntansi berguna untuk mengetahui
perubahan kekayaan dalam perusahaan setiap terjadi transaksi. Dan mengetahui
berapa yang telah digunakan dan dibelanjakan dalam satu periode akuntansi.
B. Pengaruh
Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi
Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi tersebut dapat
menambah atau mengurangi komponen keungan perusahaan yaitu, harta, utang, dan
modal. Setiap terjadinya transaksi secara otomatis akan mempengaruhi persamaan
akuntansi tetapi tidak merubah keseimbangan yang berarti bahwa setiap transaksi
yang terjadi mungkin akan merubah nilai
persamaan namun tidak merubah nilai keseimbangannya. Perubahan komponen posisi
keuangan pada persamaan dasar akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat perubahan harta yang diikuti dengan perubahan harta yang lain dalam jumlah yang sama.
- Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan utang dalam jumlah yang sama.
- Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dan modal dalam jumlah yang sama.
- Setiap transaksi dapat mempengaruhi harta dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah yang sama.
Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi secara
lebih jelas dapat dilihat dari contoh transaksi dibawah ini. Sebagai contoh beberapa
transaksi yang terjadi pada perusahaan bengkel yang diberi nama “Maryono Service
Mobil” di bulan April 2017 sebagai berikut:
1. Tanggal 1 April Maryono menyetor uang tunai ke perusahaan sebagai investasi awal pemilik perusahaan.
1. Tanggal 1 April Maryono menyetor uang tunai ke perusahaan sebagai investasi awal pemilik perusahaan.
Analisis transaksi:
Bagi perusahaan aktiva bertambah sebesar Rp 60.000.000,00
dan mengakibatkan timbulnya hak Maryono atas aktiva perusahaan dalam bentuk
investasi sebesar Rp 60.000.000,00. Perubahan ini akan tampak pada persamaan
dasar akuntansi:
(angka dalam
ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
|
Kas
|
=
|
Modal Maryono
|
|
1
|
60.000
|
=
|
60.000
|
Balance
|
60.000
|
=
|
60.000
|
2. Tanggal 2 April Maryono membayar
sewa bengkel untuk satu tahun sebesar Rp 20.000.000,00.
Analisis transaksi:
Pembayaran beban sewa bengkel untuk
satu tahun tersebut memunculkan harta perusahaan dengan nama pekiraan beban
dibayar dimuka atau sewa dibayar dimuka. Sehingga sewa dibayar dimuka menjadi
bertambah sebesar Rp 20.000.000,00. Di satu sisi harta perusahaan akan berkuang
sebesar Rp 20.000.000,00 pada perkiraan kas. Perubahan ini akan tampak pada
persamaan dasar akuntansi:
(angka dalam ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
||
Kas
|
Beban Sewa
|
=
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
60.000
|
60.000
|
||
2
|
(20.000)
|
20.000
|
=
|
60.000
|
Balance
|
40.000
|
20.000
|
=
|
60.000
|
3. Tanggal 3 April dibeli peralatan secara kredit seharga Rp 30.000.000,00.
Analisis transaksi:
Di satu sisi
mengakibatkan penambahan aktiva dalam bentuk peralatan bengkel, di sisi lain
mengakibatkan timbulnya kewajiban perusahaan dengan nama perkiraan utang dagang
sebesar Rp 30.000.000,00. Perubahan ini akan tampak pada persamaan dasar
akuntansi:
(angka dalam
ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
||||
Kas
|
Peralatan
|
Beban Sewa
|
=
|
Utang Dagang
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
40.000
|
20.000
|
60.000
|
|||
3
|
30.000
|
=
|
30.000
|
|||
Balance
|
40.000
|
30.000
|
20.000
|
=
|
30.000
|
60.000
|
4. Pada tanggal 5 April dibeli perlengkapan bengkel seharga Rp 5.000.000,00 dibayar tunai.
Analisis transaksi:
Transaksi di
atas memunculkan harta perusahaan dengan nama perkiraan berupa perlengkapan bengkel,
sehingga perlengkapan bengkel bertambah seharga Rp 5.000.000,00, di sisi lain aktiva
kas berkurang sebesar Rp 5.000.000,00. Perubahan ini akan tampak pada persamaan
dasar akuntansi:
(angka dalam
ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
|||||
Kas
|
Peralatan
|
Beban Sewa
|
perlengkapan
|
=
|
Utang Dagang
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
40.000
|
30.000
|
20.000
|
30.000
|
60.000
|
||
5
|
(5.000)
|
5.000
|
=
|
||||
Balance
|
35.000
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
=
|
30.000
|
60.000
|
5. Pada tanggal 10 Maryono Service Mobil menerima pembayaran Rp 10.000.000,00 untuk pekerjaan yang
telah diselesaikan.
Analisis transaksi:
Transaksi
tersebut mengakibatkan penambahan aktiva kas sebesar Rp 10.000.000,00 dan
bertambahnya penghasilan mengakibatkan modal Maryono bertambah Rp 10.000.000,00.
Dalam persamaan dasar akuntansi:
(angka dalam
ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
|||||
Kas
|
Peralatan
|
Beban Sewa
|
perlengkapan
|
=
|
Utang Dagang
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
35.000
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
30.000
|
60.000
|
|
10
|
10.000
|
=
|
10.000
|
||||
Balance
|
45.000
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
=
|
30.000
|
70.000
|
6. Pada tanggal 15 dibayar beban listrik sebesar Rp 450.000,00.
Analisis transaksi:
Pembayaran
tersebut memunculkan beban perusahaan dengan nama perkiraan beban listrik. Beban
dianggap bertambah sebesar Rp 450.000,00, di sisi lain pembayaran tersebut mengurangi
kas perusahaan sebesar Rp 450.000,00. Perubahan ini tampak pada persamaan dasar
akuntansi:
(angka
dalam ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
|||||
Kas
|
Peralatan
|
Beban Sewa
|
perlengkapan
|
=
|
Utang Dagang
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
45.000
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
30.000
|
70.000
|
|
15
|
(450)
|
=
|
(450)
|
||||
Balance
|
44.550
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
=
|
30.000
|
69.550
|
7. Pada tanggal 20 April diselesaikan pekerjaan ganti oli dan service mobil pelanggan sebesar Rp
2.000.000,00. Diterima pembayaran Rp 1.500.000,00 dan sisanya akan dibayar kemudian.
Analisis transaksi:
Transaksi
di atas memunculkan pendapatan perusahaan dengan nama perkiraan pendapatan
jasa. Pendapatan jasa perusahaan bertambah sebesar Rp 2.000.000,00. Atas penyelesaian
pekerjaan tersebut perusahaan memperoleh uang tunai sebesar Rp 1.500.000 dan mengakibatkan
bertambahnya kas. Di sisi lain muncul muncul perkiraan piutang dengan nama
perkiraan piutang usaha sebesar Rp 500.000,00. Perubahan ini tampak pada
persamaan dasar akuntansi
(angka dalam
ribuan rupiah)
Harta
|
=
|
Modal
|
||||||
Kas
|
Piutang
|
Peralatan
|
Beban Sewa
|
Perlengkapan
|
=
|
Utang Dagang
|
Modal Maryono
|
|
Balance
|
44.550
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
30.000
|
69.550
|
||
20
|
1.500
|
500
|
=
|
2.000
|
||||
Balance
|
46.050
|
500
|
30.000
|
20.000
|
5.000
|
=
|
30.000
|
71.550
|
Post a Comment